Minggu, 25 Juli 2010

Kali pertama merasakan betapa sulitnya menjangkau gereja itu

Kali pertama merasakan betapa sulitnya menjangkau gereja itu

Minggu 25 juli 2010
Karna suatu hal aku harus bangun sedikit lebih lama pagi ini, dan ku urungkan niat ku untuk pergi ke gereja itu seperti biasa
tapi sama sekali tidak berencana untuk membatalkan ibadahku
kuputuskan untuk mengikuti kebaktian malam saja
06.30 pm
rasaku sudah cukup sempurna paras dan panampakan ku d cermin untuk segera meluncur ke gereja
tapi langit tak mendukung juga
dia hitam, awan nya bergumung menjadi satu
pikirku tak kan turun hujan,
kalaupun turun paling hanya sebentar saja
toh gereja itu tak sampai satu kilometer jaraknya
dan aku berangkat lah tanpa beban bersama saudara laki-laki ku dengan sepeda motornya
seperempat jalan telah terlewati dengan rintik hujan yg tak menentu
ntah mengapa hujan itu denagn semangat nya menjatuhkan diri bersama sekawanan nya yg lain menyerbu bumi ini
persinggahan pun terpaksa menjadi pilihan terakhir
setengah jam pun berlalu, hujan tak kunjung berkawan
tetap ingin berkunjung ke tanah yang kering ini
terlintas di benak ku
seandainya aku tak usah pergi ke gereja, aku tak kan perlu menikmati dingin nya angin beserta air yg bekerja sama menyusahkan ku
ku bayangkan betapa hangat nya di rumah, dengan selimut dan teh hangat sambil menonton acara tv menikmati suara hujan yang menurutku kurang indah itu
atau
ku bayangkan aku sudah sampai d gereja, menikmati alunan lagu rohani yang meneduhkan jiwa, damai rasanya. Biarlah hujan-hujan itu bertindak semaunya
tapi lamunan ku buyar,
hujan mulai tenang
saudara ku mengajak ku untuk melanjutkan perjalanan
tapi belum sampai hitungan lima menit, hujan itu seperti tidak senang
dia memanggil kawanan nya yang lain untuk membasahi ku
haha persinggahan lagi……
kira-kira lima belas menit kami berdiam disitu, dengan sesekali mengeluh karna hujan yang tak kunjung reda
kali ketiga, hujan itu sedikit mereda
tapi tak kurang 2 menit, semakin menjadi saja mereka itu semua
pakaian ku sudah berubah menjadi kain perasan
tapi tetap masih ku pertahan kan untuk menjangkau gereja itu
kutetap kan hati, “masa aku kalah sama hujan ? “
ku lirik jam, sudah satu jam berlalu
kusadari sudah sangat terlambat jika aku melanjutkan perjalanan ini,
ada sedikit rasa ingin menangis, “knp harus begini ketika aku ingin pergi ke gereja itu, ada apa disana?”
hujan ini seakan-akan menjadi suatu titah agar aku tidak pergi
dan aku tak tau ini titah Tuhan atau iblis
yang jelas perasaan ku berkata ada yang menghalangi ku untuk pergi
08.30 pm
waktu ku sudah habis jika masih ingin pergi ke gereja itu,
mengiris hati, dari kejauhan sudah terlihat mereka muncul dari persimpangan gereja itu, yang menandakan kebakian ibadah telah usai..
hahaha
jadi buat apa aku bersiap-siap ?
toh hanya menunggu hujan, bercanda, mengkritik apa yang kami lihat dan tertawa dengan apa yang menurut kami yang lucu. Dan itu kami lakukan di seperempat jarak lagi menuju gereja itu
kupandangi alkitab di tangan ku
dan memang aku kalah
maaf Tuhan, aku kalah dengan hujan…
begitu banyak kata seandainya yang ku luapkan saat itu
tapi aku segera tersadar, kalau tak ada guna menyesali
aku kembali ke rumah ketika sang hujan tak mengeluarkan senjata nya, terobos saja lah
mereka tak lagi semangat membasahi bumi
dan aku pun tak bersemangat lagi untuk menunggu hujan itu berhenti
hanya sebagian saja yang bertahan
dan aku pun pulang dengan rasa yang jujur saja kecewa
kali pertama begitu sulit bagi ku menjangkau gereja itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar